Minggu, 19 Februari 2017

Pernikahan Campur ( Mixed Marriage ) Part 2

Hallo semuaaaaaaanyaaaaa..pasti pada kangen ya (pede)
Pada nungguin postingan ini ndak?
Iya lama banget ya ndak nulis (ngomong sendiri) selain lupa dengan password blog saya..saya juga boleh dibilang "i'm back from the death'..kenapa begitu, nanti akan saya ceritakan di next posting ya..atau kapan-kapan deh..hehe (malesnya kumat)

Oke tanpa babibu..ntar kebanyakan kata pembuka pada kabur lagi karena membosankan..

First, I wanna remind you about my previous post about mix marriage..yep semua tentang persiapan sebelum melangsungkan pernikahan dengan warga negara asing atau yang lebih tenar sebutannya adalah 'bule'..so this time, the posting is about after the marriage day..

Jadi menikah dengan warga negara asing jangan dikira setelah hari pernikahan terus selesai ya urusan birokrasinya..tidak semudah itu sayaaaaanngg..kalian harus mendaftarkan pernikahan kalian ke kedutaan dimana suami berasal..

Misalnya pernikahan saya yang kebetulan suami saya adalah orang Belgia, yang ternyata terkenal agak rumit masalah birokrasi..jreng jreng..ndak tau kenapa juga rumit begitu..dan ternyata di kemudian hari setelah saya bermukim di Belgia..di sini sama sekali ndak rumit..tampaknya dulu (waktu saya menikah) kesalahan saya adalah saya mendaftarkan pernikahan saya di kedutaan Belgia di Indonesia

Dalam hal pendaftaran pernikahan yang harus dilakukan pertama kali adalah melegalisir buku nikah ke Departemen Agama lalu ke Departemen Hukum dan HAM lalu ke Departemen Luar Negeri..setelah itu barulah diterjemahkan ke Bahasa Belanda..nah terjemahan dari buku nikah ini juga harus dilegalisir lagi ke Departemen Hukum dan HAM dan Departemen Luar Negeri barulah dibawa ke Kedutaan Belgia untuk didaftarkan pernikahannya..

Dan barulah bisa bernafas dengan sedikit lega setelah semua proses tersebut..

Semoga bermanfaat ya!