PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA MANUSIA INDONESIA
DALAM
ERA GLOBALISASI MELALUI PENDIDIKAN
Ayu
Agustria R.
Abstrak:
Era globalisasi membuka mata kita untuk melihat ke masa depan yang penuh dengan
tantangan dan persaingan. Untuk menghadapi era globalisasi yang menuntut sumber
daya manusia yang berkualitas inilah maka peranan pendidikan perlu mendapat
perhatian seksama. Pendidikan berkelanjutan (S2/S3) merupakan salah satu
alternatif dalam peningkatan kualitas SDM. Untuk meningkatkan kualitas
pendidikan guna mengembangkan sumber daya manusia terlebih dahulu harus ada
pengelolaan SDM dalam proses pendidikan. Pengelolaan SDM dapat dilakukan
misalnya dengan cara: (1)mengidentifikasi skill dan kualitas SDM yang serasi
dengan tuntutan lingkungan,(2) memilih SDM yang memiliki kinerja tinggi dan
potensial, (3)berusaha memenuhi kebutuhan organisasi dan individu, (4) menilai
kinerja dan keahlian SDM, (5) memberi kompensasi yang memadai kepada tenaga
yang terampil dan memiliki keahlian, (6) membangun lingkungan kerja yang baik,
(8) meningkatkan motivasi untuk perbaikan kinerja.
Kata Kunci: pengembangan sumber
daya manusia, era globalisasi, dan pendidikan
Abstract: The era of
globalization opens our eyes to see into the future that is full of challenges
and competitions. To face the globalization era that demands qualified human
resources, thus, the role of education needs a careful attention. Continuing
education (S2/S3) is one alternative in improving the quality of human
resources. To improve the quality of education to develop human resources, it
is necessary to have prior HR management in the education process. HR management
can be done for example by way of: (1) identifying the skills and quality of
human resources that match the demands of the environment, (2) selecting human
resources that have high performance and potency, (3) trying to meet the needs
of organizations and individuals, (4) assessing the performance and HR
expertise, (5) providing adequate compensation to the skilled manpower and
expertise, (6) establishing a good working environment, (8) increasing
motivation for performance improving.
Keywords: human resource
development, the era of globalization, and education
LATAR
BELAKANG MASALAH
Pembangunan
pendidikan merupakan bagian dari upaya peningkatan kualitas sumber daya
manusia. Dalam kerangka ini pembangunan pendidikan harus semakin tanggap
terhadap berbagai perubahan yang terjadi, mampu mengantisipasi ke masa depan
dan mampu memanfaatkan berbagai peluang yang ada. Untuk itu peran pendidikan
khususnya pendidikan dasar dan menengah perlu mendapat perhatian seksama yang
pada saat ini dihadapkan kepada era globalisasi.
Era
globalisasi membuka mata kita untuk melihat ke masa depan yang penuh dengan
tantangan dan persaingan. Era kesejagatan yang tidak dibatasi waktu dan tempat
membuat sumber daya manusia yang ada selalu ingin meningkatkan kualitas dirinya
agar tidak tertinggal dari yang lain.
Untuk
menghadapi era globalisasi yang menuntut sumber daya manusia yang berkulaitas
inilah maka peran pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah, perlu
mendapat perhatian seksama.
Adapan
tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk mengemukakan dan menjelaskan
beberapa masalah dan pemecahannya
mengenai pengembangan sumber daya manusia Indonesia dalam era
globalisasi.
PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA MANUSIA INDONESIA DALAM ERA GLOBALISASI MELALUI PENDIDIKAN
Dalam
menghadapi era globalisasi, berbagai upaya perlu dilakukan untuk mewujudkan
kualitas SDM. Pendidikan merupakan salah satu upaya utama untuk
mengimplikasikan keinginan tersebut. Namun hal ini juga memerlukan waktu yang
cukup lama dan biaya yang besar.
Di
Indonesia sendiri, tingkat pendidikan penduduknya masih rendah. Tercatat pada
tahun 2006 masih ada 12,8 juta atau 8,07% penduduk yang buta aksara. Tetapi
sebenarnya pemerintah sudah melakukan berbagai upaya untuk menuntaskan penduduk
yang buta aksara. Hal ini dapat dilihat dari penurunan angka penduduk buta
aksara pada tahun 2008 menjadi 9,7 juta atau 5,97%. Dan pemerintah terus
berupaya agar angka penduduk buta aksara dapat turun 1,7 juta atau 2% setiap
tahunnya.
Di
Indonesia sendiri dari jumlah penduduk 237.556.363 hanya 35.977.448 penduduk
yang mengenyam pendidikan dasar, jadi hanya 15,2 % penduduk Indonesia yang
sudah melaksanakan wajib belajar Sembilan tahun. Sedangkan penduduk Indonesia
yang mengenyam pendidikan sampai ke perguruan tinggi hanya 997.531 atau 0,4%
saja. (www.kemendiknas.go.id).
Dari data tersebut tampak jelas bahwa penduduk Indonesia masih sangat sedikit
sekali yang memperhatikan pendidikan. Hal ini mungkin dikarenakan fasilitas
pendidikan yang tidak merata, tingkat ekonomi yang rendah, dll.
Seperti
sudah dikatakan di awal bahwa pendidikan adalah salah satu sarana untuk
meningkatkan kualitas SDM. Untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi
penyelenggaraan pendidikan, perlu ditingkatkan kualitas manajemen sistem
pendidikan. Menurut Engkoswara (2001: 5) menyebutkan bahwa manajemen sistem
pendidikan yang diharapkan menghasilkan pendidikan yang produktif, yaitu
efektif dan efisien, memerlukan analisis kebudayaan atau nilai- nilai dan
gagasan vital dalam berbagai dimensi kehidupan yang berlaku untuk kurun waktu
yang cukup di mana manusia hidup.
Pendidikan
sampai saat ini dianggap sebagai unsur utama dalam pengembangan SDM. SDM lebih
bernilai jika memiliki sikap, perilaku, wawasan, kemampuan, keahlian serta
keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan berbagai bidang dan sector. Pendidikan
merupakan salah satu alat untuk menghasilkan perubahan pada diri manusia.
Manusia akan dapat mengetahui segala sesuatu yang tidak atau belum diketahui
sebelumnya. Pendidikan merupakan hak seluruh umat manusia. Hak untuk memperoleh
pendidikan harus diikuti oleh kesempatan dan kemampuan serta kemauan dari
masing individu sendiri. Dengan demikian, dapat dilihat dengan jelas bahwa
betapa pentingnya pendidikan dalam meningkatkan kualitas SDM agar sejajar
dengan manusia lain, baik secara regional (otonomi daerah), nasional, maupun
internasional (global).
Tinggi
rendahnya kualitas SDM antara lain ditandai dengan adanya unsur kreativitas dan
produktivitas yang direalisasikan dengan hasil kerja atau kinerja yang baik
secara perorangan atau kelompok. Masalah ini akan dapat diatasi apabila SDM
mampu menampilkan hasil kerja produktif secara rasional dan memiliki
pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang umumnya dapat diperoleh melalui
pendidikan. Dengan demikian, pendidikan merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan
kualitas SDM.
Program
peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan akan memberi manfaat pada
organisasi berupa produktivitas, moral, efisiensi, efektivitas, dan stabilitas
organisasi dalam mengantisipasi lingkungan, baik dari dalam maupun ke luar organisasi
yang selalu berubah mengikuti perkembangan zaman. Perencanaan SDM yang
berkualitas, dalam Malaysia’s 2020 (1995) sebagaimana dikutip oleh Kartadinata
(1997: 7) merumuskan beberapa kecenderungan yang terjadi dalam pengembangan
kualitas SDM. Kecenderungan tersebut adalah:
1.
Dibandingkan dengan dasawarsa 1970-an
dan 1980-an, tiga dasawarsa mendatang diperkirakan akan terjadi eksplosi yang
hebat, terutama yang menyangkut teknologi informasi dan bioteknologi. Dalam
konteks peningkatan kualitas SDM, implikasi yang dapat diangkat adalah para
ilmuwan harus bekerja dalam pendekatan multidisipliner dan adanya program
pendidikan berkelanjutan (S2/S3),
2.
Eksplosi teknologi komunikasi yang
semakin canggih dapat mempersingkat jarak dan mempercepat perjalanan. Hal ini
akan membuat bangsa yang mempunyai kemampuan dan pengetahuan yang relvan dan
menguasai teknologi baru secara substantive mampu meningkatklan
produktivitasnya.
Hasil
pemikiran di atas menghadapkan kita pada arah, tantangan, dan tuntutan umum
pendidikan dalam kehidupan era globalisasi sebagai masa depan suatu lembaga.
Beberapa
organisasi di negara maju telah menunjukkan keberhasilan dengan menggunakan
praktek pengelolaan SDM yang efektif melalui cara peningkatan keterampilan dan
keahlian SDM organisasi. Beberapa praktek yang telah dikembangkan lembaga
pendidikan di Eropa adalah:
1.
Mengidentifikasi skill dan kualitas SDM
yang serasi dengan tuntutan lingkungan,
2.
Memilih SDM yang memiliki kinerja tinggi
dan potensial,
3.
Berusaha memenuhi kebutuhan organisasi
dan individu,
4.
Menilai kinerja dan keahlian SDM,
5.
Memberi kompensasi yang memadai kepada
tenaga yang terampil dan memiliki keahlian,
6.
Membangun lingkungan kerja yang baik,
7.
Meningkatkan motivasi untuk perbaikan
kinerja.
Praktek
pengelolaan SDM tersebut menunjukkan bahwa dunia kerja masa kini dan yang akan
datang telah mengalami perubahan. Peran SDM dalam organisasi mempunyai arti
yang sama pentingnya dengan pekerjaan itu sendiri sehingga interaksi antara
organisasi dan SDM menjadi fokus perhatian para manajer. Oleh sebab itu nilai-
nilai (values) baru yang sesuai
dengan tuntutan lingkungan organisasi perlu diperkenalkan dan disosialisasikan
kepada semua individu di dalam organisasi.
Praktek
pengelolaan SDM ini dapat diterapkan dalam proses pendidikan untuk
meningkatakan kualitas tenaga pendidik sehingga nantinya akan terpilih tenaga-
tenaga pendidik yang benar- benar profesional. Dengan adanya tenaga pendidik
yang profesional dengan sendirinya kualitas pendidikan akan semakin baik dan
selanjutnya akan berimbas pada meningkatnya kualitas SDM.
Pendidikan
di Indonesia saat ini menghadapi dua tuntutan sekaligus. Pertama ialah tuntutan
masyarakat terhadap mutu pendidikan di Indonesia yang masih rendah dan belum
relevan dengan tuntutan perkembangan masyarakat sejalan dengan itu pendidikan
nasional sekaligus menghadapi masalah memasuki era globalisasi. Di dalam
konteks ini, kemampuan bangsa Indonesia belum memadai di dalam rangka kerja
sama dan juga persaingan dengan bangsa- bangsa lain. Kedua problem yang besar
ini sekaligus harus dapat diatasi dalam rangka untuk meningkatkan kualitas
manusia Indonesia.
Dunia
global dengan pasar bebasnya memunculkan berbagai potensi bagi individu
kreatif. Di dalam dunia yang terbuka, sekaligus diperlukan dua sifat yang
saling berkaitan yaitu dapat bekerja sama dan bersaing. Dengan demikian para
profesional dalam era globalisasi ini adalah para ahli dalam bidangnya tetapi
juga yang dapat bekerja sama sehingga dapat menghasilkan produk- produk yang
lebih bermutu. Dengan hasil kerja sama tersebut maka produknya dengan
sendirinya mempunyai daya saing yang tinggi. Saat ini kurikulum pendidikan
tinggi belum banyak diarahkan kepada peningkatan potensi kerja sama apalagi
persaingan. Kurikulum pendidikan tinggi di Indonesia saat ini tersusun dengan
orientasi kepada individualism atau pengembangan perorangan. Kelemahan dari
proses dan program yang demikian adalah dapat saja mengembangkan individu,
namun belum tentu kemampuan tersebut mempunyai nilai tinggi karena belum teruji
dengan persaingan. Selanjutnya, program pendidikan tinggi di Indonesia saat ini
masih sangat individualistis, belum memungkinkan adanya kerja sama antara
mahasiswa dengan mahasiswa dan antara mahasiswa dengan dosennya.
Masalah-
masalah dalam dunia pendidikan ini dapat diatasi dengan pengelolaan SDM seperti
yang telah tersebut sebelumnya sehingga akan memunculkan tenaga- tenaga ahli
yang profesional di bidangnya. Dengan adanya tenaga ahli yang profesional di
bidangnya maka produk yang akan dihasilkan akan mempunyai nilai saing yang
tinggi dan hal ini tentunya akan meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia.
PENUTUP
SDM
merupakan suatu topik yang tak pernah habis dibicarakan. Secanggih apapun
teknologi yang dihasilkan, SDM-lah yang memegang peranan penting. Oleh karena
itu, peningkatan kualitas SDM merupakan suatu kebutuhan yang mendesak menuju
era globalisasi.
Pendidikan
berkelanjutan (S2/S3) merupakan salah satu alternative dalam peningkatan
kualitas SDM. Berbagai pendekatan perlu dilakukan agar peningkatan kualitas SDM
ini terlaksana dengan baik dan cepat. Walaupun krisis ekonomi belum berlalu di
negara Indonesia, ditambah dengan gejolak politik yang seakan- akan tak kunjung
reda, kehidupan ini berjalan terus tanpa henti. Kebutuhan demi kebutuhan terus
diperlukan, tidak terkecuali kebutuhan akan pendidikan. Dalam menghadapi
masalah ini berbagai kebijakan telah diambil oleh pemerintah yang perlu
disambut secara positif oleh SDM yang membutuhkan peningkatan kualitas dirinya
dalam meneruskan kehidupannya. Tanpa kerja sama dua arah (pemerintah dan SDM)
pengembangan SDM melalui pendidikan adalah suatu impian sulit untuk diwujudkan
menjadi kenyataan.
DAFTAR
PUSTAKA
id.wikipedia.org.
2010
www.kemendiknas.go.id.
2010. Statistik Pendidikan.
Engkoswara.
2001. Paradigma Manajemen Pendidikan
Menyongsong Otonomi Daerah. Bandung: Yayasan Amal Keluarga
Kartadinata,
Sunaryo. 1997. Pendidikan dan
Pengembangan SDM Bermutu Memasuki Abad XXI. Purwokerto: Makalah Konvensi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar